Senin, 15 Desember 2014

Hujan



Hujan kembali hadir, disertai angin yang membawa hujan dan hawa dingin. Sewaktu aku kecil, aku mengira langit sedang sedih dan hujan adalah airmatanya, anak-anak yang sebaya denganku dulu senang ketika hujan turun, kami berlari sambil bermain air, sungguh masa-masa yang indah. Tetapi, aku juga tak enak hati, bagaimana bisa kami bermain dan tertawa padahal langit sedang sedih, bagaimana bisa kami dengan riang menadahkan air hujan padahal itu air mata langit. Akupun bertanya pada Ibu, apakah benar air hujan adalah air mata langit yang sedang bersedih?, Ibu pun menjawab “Iya”, aku jadi merasa bersalah dan saat hujan turun keesokkan harinya aku tidak ingin bermain dengan air hujan lagi. Terkadang aku penasaran apakah yang membuat langit bersedih sampai air mata yang ia keluarkan sebanyak ini, sederas ini. Apakah karena ia tidak memiliki ayah dan ibu?, atau tak memiliki teman?, aku mau jadi temannya tapi bagaimana aku bisa berkenalan dengannya?.
Dan anggapan air hujan adalah air mata langit yang sedang bersedih aku bawa sampai aku ke jenjang pendidikan menengah pertama. Aku masih ingat ketika aku masih duduk dibangku kelas 1, guruku menjelaskan tentang proses terjadinya hujan, aku mengira bahwa ia akan  menceritakan hal yang sama dengan yang aku ketahui. Tetapi, ternyata dia menjelaskan hal yang nyata. Bahwa awal mulanya terjadinya hujan adalah air yang terdapat di bumi mengalami penguapan (evaporasi) akibat dari panas matahari, kemudian uap air akan terkumpul diudara dan mengalami pemadatan (kondensasi). Hasil dari kondensasi tersebut yang kemudian dikenal dengan sebutan awan. Awan akan bergerak akibat hembusan angin dan membuatnya saling bertindih dan terus keatas hingga mencapai atmosfer yang memiliki suhu lebih dingin, sehingga membentuk butiran-butiran air atau es yang semakin berat dan tidak mampu ditopang angin hingga akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi).
Ibuku berbohong tentang hujan?, tidak. Terkadang kita harus percaya pada sesuatu yang tidak masuk akal untuk meningkatkan rasa ingin tahu. Bertambahnya usia manusia akan bertambah pula pengalamannya, Ibu berkata bahwa hujan adalah air mata langit yang sedang bersedih sesungguhnya agar anaknya tidak bermain hujan karena Ibu khawatir aku akan sakit dan aku memakluminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar