Senin, 15 Desember 2014

Catatan Malam


 
Malam bercerita tentang dunia dengan segala isinya. Malam tak pernah sendiri, malam tak pernah sepi, malam tak pernah lari dari kenyataan hidup yang sebenarnya kejam, kelam dan terkadang membosankan. Dunia yang penuh dengan kemunafikan ini memang akan terus seperti ini. Setiap hari, akan ada manusia-manusia yang berganti peran, mencari-cari topeng ditengah kehidupan malam hanya untuk mengatakan “duniaku adalah malam”..
Ada yang melewati malam dengan menikmati musik bersama iringan kelap-kelip lampu, kemudian mengisap aroma kenikmatan dunia dan sebotol bir sambil tertawa lepas dikeramaian kota metropolitan tapi dalam hati bertanya-tanya “Apakah ini yang membuatku bahagia?”..
Ada yang melewati malam dengan bercumbu bersama seseorang yang tak ia kenal tapi akrab dengan isi dari dompetnya, dengan harapan mendapat bayaran yang setimpal dengan apa yang mereka lakukan. Menikmati, tapi sebenarnya menangis dalam hati..
Ada yang melewati malam dengan berpegang pada arus kehidupan. Berdiri dipinggir jalan, bernyanyi di setiap kendaraan yang melintas, menjual suara demi recehan, sambil memetik gitar alunan melodi terdengar..
Ada yang melewati malam di bawah jembatan dengan beralaskan koran dan bersandar pada keadaan. Berkhayal ditemani dinginnya malam, membayangkan negeri yang penuh dengan kepalsuan ini cepat berakhir. “Dimanakah letak kebahagiaan yang abadi ?” bertanya-tanya seperti orang gila. Beruntung berkhayal itu gratis, jika tidak, mungkin banyak yang hidupnya berakhir dengan menjadi orang gila. Di emperan jalan, gelandangan, orang gila, bercampur jadi satu dan “mereka yang di sana” menganggapnya sampah bagi negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar