Malam bercerita tentang dunia dengan segala isinya. Malam
tak pernah sendiri, malam tak pernah sepi, malam tak pernah lari dari kenyataan
hidup yang sebenarnya kejam, kelam dan terkadang membosankan. Dunia yang penuh
dengan kemunafikan ini memang akan terus seperti ini. Setiap hari, akan ada
manusia-manusia yang berganti peran, mencari-cari topeng ditengah kehidupan
malam hanya untuk mengatakan “duniaku adalah malam”..
Ada yang melewati malam dengan menikmati musik bersama
iringan kelap-kelip lampu, kemudian mengisap aroma kenikmatan dunia dan sebotol
bir sambil tertawa lepas dikeramaian kota metropolitan tapi dalam hati
bertanya-tanya “Apakah ini yang membuatku bahagia?”..
Ada yang melewati malam dengan bercumbu bersama seseorang
yang tak ia kenal tapi akrab dengan isi dari dompetnya, dengan harapan mendapat
bayaran yang setimpal dengan apa yang mereka lakukan. Menikmati, tapi
sebenarnya menangis dalam hati..
Ada yang melewati malam dengan berpegang pada arus
kehidupan. Berdiri dipinggir jalan, bernyanyi di setiap kendaraan yang melintas,
menjual suara demi recehan, sambil memetik gitar alunan melodi terdengar..
Ada yang melewati malam di bawah jembatan dengan
beralaskan koran dan bersandar pada keadaan. Berkhayal ditemani dinginnya malam,
membayangkan negeri yang penuh dengan kepalsuan ini cepat berakhir. “Dimanakah
letak kebahagiaan yang abadi ?” bertanya-tanya seperti orang gila. Beruntung
berkhayal itu gratis, jika tidak, mungkin banyak yang hidupnya berakhir dengan
menjadi orang gila. Di emperan jalan, gelandangan, orang gila, bercampur jadi
satu dan “mereka yang di sana” menganggapnya sampah bagi negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar