Dia masih memandangi senja. Mengamati
setiap warna yang berubah, dari merah
membara lama-kelamaan menjadi merah keemasan dan kemudian tenggelam. Dia melihat
setiap orang lalulalang bergembira menikmati dunia yang sebenarnya fana. Ada
yang duduk bersama kekasihnya, bermain sepeda bersama keluarga, dan ada
juga anak-anak kecil bermain bola tanpa rasa lelah, tertawa dengan polosnya seakan tak pernah mengalami masalah dunia, menyenangkan bukan?.
Disana, orang-orang larut dalam keindahan yang dipancarkan senja, mereka
seakan terhipnotis dibuatnya. Tak ada
yang bisa menebak saat senja
merubah warnanya karena senja tak selalu sama disetiap
harinya. Setiap orang
punya caranya sendiri untuk menikmati senja, ada yang
mengabadikannya dengan kamera,
ada juga dengan duduk
bersama orang terdekat. Begitupun dengan dia,
menikmati senja dengan
menyendiri.
Dimana ada senja disitu ada kerinduan yang menjelma, kerinduan akan seseorang yang dikasihinya dia kirimkan
lewat senja. Ketika
senja datang dia senang tapi begitu senja
pergi dia harus menantinya esok hari. Bagaimana
bisa seseorang begitu cinta tapi
hanya dengan melihat senja? jawabannya
ada didalam pikiran manusia, itulah cinta dengan segala keajaibannya.
Hari ini, dia menulis sebuah surat
untuk kekasihnya lagi, namun berbeda dengan isi surat sebelum-sebelumnya. Kali ini, ia
menulis sebuah surat
yang berisi kenangan
dan terselip kerinduan disetiap kata dalam tulisannya. Ia memandangi
sebuah foto yang
ada didalam buku hariannya, tersenyum tapi sedikit
menangis, entahlah. Kemudian dia merobek selembar kertas dan
mulai menulis...
“Sayang .. bagaimana kabarmu .. ?”
Tahukah kau, aku duduk
ditempat pertama kali kita
bertemu, di sebuah situasi yang tak pernah kita duga sebelumnya.
Dan aku ingin
mengulanginya lagi, ketika kita berkenalan,
ketika kita sama-sama tersipu malu ingin
memulai percakapan yang entah dari mana harus memulainya. Dan aku
masih mengingat setiap detik prilaku
konyol yang kau perlihatkan,
terkadang aku tertawa
sendiri mengingatnya.
Aku juga masih ingat, ketika kau mengutarakan
cinta padaku disini,
ditempat yang sama ketika
pertama kali kita bertemu.
Dan ini menjadi
tempat yang kita sukai.
Kita sering menghabiskan
waktu disini dengan
memandangi senja, sesekali
kau memainkan gitar dan aku
yang menyanyi...
“Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu....”
“Kemesraan ini, ingin ku kenang selalu....”
Ahh andai waktu dapat diputar
kembali ya Ren..
Dan apakah kau ingat ketika tim jagoanmu Manchester United kalah dengan tim
jagoanku Barcelona di final
Champion League 2008-2009 lalu ? kau
sepertinya sangat menikmati
kekalahan dalam taruhan
yang kita sepakati
dengan menyeburkan diri ke
kolam taman sambil
berteriak “MU kalah, Barca jadi
pemenang” begitu seterusnya
dari mulai terbit
senja hingga senja tenggelam.
Kau juga sering membicarakan tentang sejarah dunia, engkau
begitu tahu sejarah
panjang Indonesia dan dulu aku hanya bisa mendengarkannya. Tapi sekarang,
coba kau tanya
aku tentang sejarah Indonesia bahkan dunia,
akan aku jawab semuanya. Sekarang aku menyukai sejarah Ren, dan itu
karena engkau yang
selalu membuatku penasaran dan mencari
tahu setiap kata yang terlontar
dari mulutmu tentang sejarah dunia.
Kita juga sering bermain tekateki yang bisa
mengecoh jalan pikiranku
dan aku selalu
kalah. Dan sampai pada akhirnya
aku tahu, setiap
kita memainkannya kau curang, tapi aku berpura-pura
menyesali kekalahan itu.
Semua kenangan itu, apa kau
masih ingat? Apakah
kau ingin mengulanginya
lagi? dan apakah
kau rindu
padaku ?.
Kau jadi sumber belajarku dalam segala
hal, dan kau sering berpendapat tentang kehidupan ini. Tapi, kau
selalu pesimis ketika aku bertanya
tentang kita.
Dan sekarang aku mengerti Ren mengapa
kau begitu pesimis. Aku kirimkan surat ini beserta
kerinduan yang mendalam, tak lupa do’a
dalam setiap hela
nafasku ini. Aku masih disini, ditempat ini, masih
dalam keadaan senja untuk
kita ..”
Kekasihmu, Alisa
Setiap hari dia mengirim
surat untuk kekasihnya melalui senja, karna
dia tahu ketika
dia melihat senja, kekasihnya
juga melihat. Meskipun ditempat yang berbeda
tapi di senja
yang sama. Dia
ingin setia kepada kekasihnya,
sesetia senja kepada setiap
harinya. Dia tahu bahwa cinta sejati akan
selalu abadi.
Perempuan di kala senja, itulah dia.
Menunggu kekasihnya meskipun dia tahu
bahwa kekasihnya kini telah
tiada..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar