KEMAJUAN IPTEK TINGKATKAN HARAPAN HIDUP
Era globalisasi menghadirkan berbagai perubahan, tidak terkecuali dalam bidang teknologi. Saat ini, perkembangan teknologi sangat pesat karena inovasi terhadap produk baru selalu datang dalam jeda waktu yang singkat. Fenomena tersebut yang diangkat oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Iwan Dwiprahasto saat memimpin wisuda UGM periode I tahun akademik 2014/2015. Dalam kesempatan itu, dia menyatakan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat membuat apa yang dimiliki dan dinikmati hari ini akan menjadi usang dan tidak dikenal lagi dalam lima hingga 10 tahun mendatang.
"Teknologi gadget, misalnya yang mengalami pembaharuan dan pergantian setiap tiga hingga enam bulan. Jika tidak menggantinya dalam waktu setahun maka akan terasa usang," ujar Iwan, seperti dinukil dari laman UGM, Rabu (19/11/2014). Dia menyebut, keadaan tersebut juga berlangsung dalam bidang medis. Inovasi dalam mendeteksi penyakit secara lebih cepat membantu menambah panjang harapan hidup manusia. "Demikian juga usia harapan hidup manusia kini menjadi lebih panjang. Ini antara lain juga karena ditemukannya berbagai terapi untuk penyakit yang dahulu tidak ada obatnya. Dengan diikuti kemajuan teknologi untuk mendeteksi penyakit pada stadium awal maka terapi akurat dapat segera diberikan," tuturnya.
Menurut Iwan, usia harapan hidup warga Yogyakarta saat ini mencapai 74,2 tahun. Angka tersebut merupakan yang terpanjang di Indonesia dan diperkirakan meningkat hingga 76,8 tahun pada 2025. Sementara di Jawa Timur hanya 72,1 tahun serta NTB dan NTT yang baru mencapai 68,5 tahun dan 66,7 tahun. "Jadi kelak, jika umur Saudara sudah mencapai 60 tahun, apabila pindah ke Yogya maka akan mendapat bonus tambahan usia antara lima hingga 10 tahun," papar Iwan.
Di antara 1.489 wisudawan, Riski Evitasari dari program studi (prodi) Statistik dan Vina Hardyana Infantri dari Fakultas Hukum dinobatkan sebagai lulusan tercepat. Keduanya berhasil menyelesaikan studi dalam waktu tiga tahun dua bulan. Sementara itu, 91 orang atau 24,36 persen dinyatakan sebagai lulusan dengan predikat cumlaude. Sebanyak 999 orang atau 67,41 persen lulus dengan predikat sangat memuaskan dan 399 orang atau 8,23 persen dengan predikat memuaskan. Indeks Prestasi Kumulatif rata-rata lulusan kali ini adalah 3,27. Sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi diraih Matin Nuhamunada dari jurusan Biologi, Fakultas Biologi dengan IPK nyaris sempurna, yakni 3,99.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar